• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUTURAN UPACARA PERNIKAHAN MASYARAKAT MADURA DI DESA KALIDANDAN, PAKUNIRAN, PROBOLINGGO: KAJIAN PRAGMATIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TUTURAN UPACARA PERNIKAHAN MASYARAKAT MADURA DI DESA KALIDANDAN, PAKUNIRAN, PROBOLINGGO: KAJIAN PRAGMATIK."

Copied!
60
0
0

Teks penuh

Loading

Gambar

Tabel 1 Modus Tuturan
Tabel 2 Modus Tuturan
Tabel 3 Jenis Tindak Tutur

Referensi

Dokumen terkait

Masyarakat Batak Karo (Kajian Pragmatik) yang bertujuan untuk mengetahui apa saja jenis tindak tutur lokusi, ilokusi dan perlokusi yang digunakan pada upacara

Bentuk tindak tutur tidak langsung tidak literaldiantaranya meliputi: (a) bentuk tuturan yang berupa sindiran terdapat satu tuturan, (b) bentuk tuturan yang berupa

orang lain. Pelanggaran maksim simpati terlihat pada tuturan Miun, “ Bagus ”. Tuturan tersebut termasuk tindak tutur asertif, karena penutur menyatakan. sesuatu. Amel

Berdasarkan data di atas, tindak tutur deklaratif ditunjukkan oleh tuturan yang diungkapkan oleh Vicky Prasetyo yaitu “Jangan pernah bingung”. Tindak tutur

pernikahan di Manokwari.Tujuan penelitian yakni, (a) mendeskripsikan bentuk tindak tutur ilokusi dalam tradisi “Minang” pernikahan di Manokwari, (b) mendeskripsikan

upacara perkawinan masyarakat Batak Toba terdapat tiga belas jenis tindak tutur,. yaitu tindak tutur bersalam, memberkati, memohon, memuji,

Bentuk tindak tutur tidak langsung tidak literaldiantaranya meliputi: (a) bentuk tuturan yang berupa sindiran terdapat satu tuturan, (b) bentuk tuturan yang berupa

Dengan melihat penanda dalam tuturan yakni kata harapan „harapan‟ yang digunakan penutur dapat disimpulkan bahwa tuturan data 7 merupakan tindak tutur direktif harapan.. Kata harapan