PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA BERACUN (B3) DI PT. BAYER INDONESIA BAYER CROPSCIENCE, SURABAYA PLANT
Teks penuh
Gambar
Dokumen terkait
Persoalan pengelolaan limbah padat bahan berbahaya dan beracun masih menjadi kendala sebagian besar rumah sakit terutama pada masa pandemi COVID-19. Di era
Berdasarkan Pasal 3 Peraturan Menteri tersebut di atas, Limbah Non B3 yang dapat diimpor hanya berupa Sisa, Skrap atau Reja yang digunakan untuk bahan baku
pengelolaan limbah di fasilitas. Apabila dilakukan reduksi, disamping tidak mempunyai peralatan yang memadai, kegiatan tersebut sudah masuk pada tingkat pengolahan, yaitu
Tabel Tabel 4.1Hasil Penilaian Pengelolaan Limbah B3 RSUD Ungaran Berdasarkan Peringkat PROPER No Aspek Penilaian Hasil Penilaian Peringkat PROPER Merah 1 Pendataan
Metode yang dipakai dalam mengelola limbah B3 adalah pengumpulan, pengelompokkan, pengompakkan, pelabelan, penyimpanan dan pengiriman, sedangkan metode pengelolaan limbah
Limbah bahan berbahaya dan beracun, disingkat limbah B3, ada1ah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena
Panduan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun adalah Panduan Pengelolaan Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3) serta Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun meliputi tata
Sumber dan Karakteristik Limbah Padat B3 Limbah padat B3 yang dihasilkan oleh industri PT.X terdiri dari empat jenis, yaitu: 1 Oli bekas dari bagian bengkel dan engineering servis; 2