Status pernikahan bagi wanita yang hamil diluar nikah dalam pesepektif para imam mazhab Fiqih,KHI,dan UU Nomor 1 Tahun 1974
Teks penuh
Gambar
Dokumen terkait
Pandangan tokoh masyarakat terhadap fenomena perkawinan wanita hamil di luar nikah menurut tokoh masyarakat di Desa Kecapi fenomena tersebut sudah tidak asing lagi di Desa
Bagaiman Persamaan antara pendapat Imam Mazhab (Imam Syafi‟i, Imam Hambali, dan Imam Hanafi, Imam Maliki dan Imam Ja‟fari ) mengenai wanita hamil karena zina
pasal 53 KHI yang memperbolehkan perkawinan wanita hamil akan dapat menjadi sarana bagi anak yang berada dalam kandungan untuk mendapatkan hak nasab ayahnya. Hal ini
Fenomena semacam ini terjadi di Desa Poncorejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal, dengan adanya pasangan yang melakukan perkawinan wanita hamil luar nikah, terutama
Dalam persoalan mengawini wanita hamil, penulis melihat bahwa pendapat manapun yang kita anut, status anak itu tetap berstatus anak zina (anak di luar nikah yang sah),
Pada kawin hamil, aturan yang ada dalam KHI yang disebutkan dalam pasal 53 KHI adalah membolehkan wanita yang hamil di luar nikah akibat zina, untuk tetap bisa
Dalam fiqih terdapat perbedaan pendapat tentang menikahi wanita hamil di luar nikah, Pendapat yang pertama yaitu Menurut mazhab Al- Syafi’i bahwa zina tidak
bahwa “ perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga rumah tangga yang bahagia dan kekal