• Tidak ada hasil yang ditemukan

Status pernikahan bagi wanita yang hamil diluar nikah dalam pesepektif para imam mazhab Fiqih,KHI,dan UU Nomor 1 Tahun 1974

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Status pernikahan bagi wanita yang hamil diluar nikah dalam pesepektif para imam mazhab Fiqih,KHI,dan UU Nomor 1 Tahun 1974"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

Loading

Gambar

Grafika, 1995.

Referensi

Dokumen terkait

Pandangan tokoh masyarakat terhadap fenomena perkawinan wanita hamil di luar nikah menurut tokoh masyarakat di Desa Kecapi fenomena tersebut sudah tidak asing lagi di Desa

Bagaiman Persamaan antara pendapat Imam Mazhab (Imam Syafi‟i, Imam Hambali, dan Imam Hanafi, Imam Maliki dan Imam Ja‟fari ) mengenai wanita hamil karena zina

pasal 53 KHI yang memperbolehkan perkawinan wanita hamil akan dapat menjadi sarana bagi anak yang berada dalam kandungan untuk mendapatkan hak nasab ayahnya. Hal ini

Fenomena semacam ini terjadi di Desa Poncorejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal, dengan adanya pasangan yang melakukan perkawinan wanita hamil luar nikah, terutama

Dalam persoalan mengawini wanita hamil, penulis melihat bahwa pendapat manapun yang kita anut, status anak itu tetap berstatus anak zina (anak di luar nikah yang sah),

Pada kawin hamil, aturan yang ada dalam KHI yang disebutkan dalam pasal 53 KHI adalah membolehkan wanita yang hamil di luar nikah akibat zina, untuk tetap bisa

Dalam fiqih terdapat perbedaan pendapat tentang menikahi wanita hamil di luar nikah, Pendapat yang pertama yaitu Menurut mazhab Al- Syafi’i bahwa zina tidak

bahwa “ perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga rumah tangga yang bahagia dan kekal