TINJAUAN YURIDIS PENGATURAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMALSUAN SERTIFIKASI DAN LABELISASI HALAL SEBAGAI BENTUK LEGITIMASI KEHALALAN PRODUK DI INDONESIA
Teks penuh
Gambar
Dokumen terkait
Pasal 10 ayat (1) PP Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan menentukan bahwa “Setiap orang yang memproduksi atau memasukkan pangan yang dikemas ke dalam wilayah Indonesia
halal luar negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 123 ayat (3), Pelaku Usaha wajib melakukan sertifikasi halal sebagaimana diatur dalam sesuai dengan ketentuan
Pencantuman labelisasi halal pada dasarnya tidak wajib (bersifat sukarela), namun jika terdapat pelaku usaha pangan olahan yang memproduksi dan atau memasukkan pangan olahan ke
Namun, dalam Pasal 8 angka 3 menyatakan Sertifikat Halal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dicabut oleh Lembaga Pemeriksa apabila produsen atau importir pemegang
Ketentuan ini sejalan dengan ketentuan sebelumnya yaitu penjelasan pasal 10 ayat 1 yang menyatakan bahwa pencantuman keterangan halal atau tulisan “hahal” pada label pangan merupakan
Pasal 25 ayat 1 UUPK menyatakan ” pelaku usaha yang memproduksi barang yang pemanfaatannya berkelanjutan dalam batas waktu sekurang-kurangnya 1 satu tahun wajib menyediakan suku
Penjelasan pasal 34 ayat 1 : Dalam ketentuan ini benar tidaknya suatu pernyataan halal dalam label atau iklan pangan tidak hanya dapat dari segi bahan baku pangan, bahan tambahan
Adapun kesimpulan dalam penelitian ini berdasarkan Pasal 4 dan Pasal 67 ayat 1 menjelaskan tentang kewajiban untuk sertifikasi halal terhadap produk yang diperdagangkan di Indonesia