• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN YURIDIS PENGATURAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMALSUAN SERTIFIKASI DAN LABELISASI HALAL SEBAGAI BENTUK LEGITIMASI KEHALALAN PRODUK DI INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TINJAUAN YURIDIS PENGATURAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMALSUAN SERTIFIKASI DAN LABELISASI HALAL SEBAGAI BENTUK LEGITIMASI KEHALALAN PRODUK DI INDONESIA"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

Loading

Gambar

Gambar 1 : Bagan kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Pasal 10 ayat (1) PP Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan menentukan bahwa “Setiap orang yang memproduksi atau memasukkan pangan yang dikemas ke dalam wilayah Indonesia

halal luar negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 123 ayat (3), Pelaku Usaha wajib melakukan sertifikasi halal sebagaimana diatur dalam sesuai dengan ketentuan

Pencantuman labelisasi halal pada dasarnya tidak wajib (bersifat sukarela), namun jika terdapat pelaku usaha pangan olahan yang memproduksi dan atau memasukkan pangan olahan ke

Namun, dalam Pasal 8 angka 3 menyatakan Sertifikat Halal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dicabut oleh Lembaga Pemeriksa apabila produsen atau importir pemegang

Ketentuan ini sejalan dengan ketentuan sebelumnya yaitu penjelasan pasal 10 ayat 1 yang menyatakan bahwa pencantuman keterangan halal atau tulisan “hahal” pada label pangan merupakan

Pasal 25 ayat 1 UUPK menyatakan ” pelaku usaha yang memproduksi barang yang pemanfaatannya berkelanjutan dalam batas waktu sekurang-kurangnya 1 satu tahun wajib menyediakan suku

Penjelasan pasal 34 ayat 1 : Dalam ketentuan ini benar tidaknya suatu pernyataan halal dalam label atau iklan pangan tidak hanya dapat dari segi bahan baku pangan, bahan tambahan

Adapun kesimpulan dalam penelitian ini berdasarkan Pasal 4 dan Pasal 67 ayat 1 menjelaskan tentang kewajiban untuk sertifikasi halal terhadap produk yang diperdagangkan di Indonesia