• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PELAKU PEMBERI KETERANGAN PALSU DALAM PEMBUATAN AKTA OTENTIK (Studi Putusan Nomor: 885/Pid/B/2011/PN.TK)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PELAKU PEMBERI KETERANGAN PALSU DALAM PEMBUATAN AKTA OTENTIK (Studi Putusan Nomor: 885/Pid/B/2011/PN.TK)"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

Loading

Referensi

Dokumen terkait

Pertanggungjawaban pidana terhadap pelaku tindak pidana pemalsuan bilyet deposito dalam perkara Putusan Nomor: 1343/Pid/Sus/204/PN-Tjk adalah terdakwa melakukan perbuatan

Menurut Van Hamel , Tindak pidana adalah kelakuan orang ( menselijke gedraging ) yang dirumuskan dalam undang-undang ( wet ), yang bersifat melawan hukum, yang

Pertanggungjawaban pidana anak sebagai pelaku tindak pidana kekerasan seksual pada anak tidak hanya diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana saja tetapi juga diatur

3) Setiap strafbaar feit sebagai pelanggaran terhadap larangan atau kewajiban menurut undang-undang itu, pada hakekatnya merupakan suatu tindakan melawan hukum atau merupakan suatu

Tindak pidana perdagangan orang yang dilakukan oleh korporasi, yaitu dalam Undang-undang No 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang, penentuan

Penerapan hukum pidana Pasal 266 ayat (1) terhadap tindak pidana materiil pada putusan No. K/PID/2016 tentang memberi keterangan palsu ke dalam akta otentik sudah tepat,

Tindak pidana (secara melawan hukum) baru terjadi apabila sudah terdapat Surat Rekomendasi Camat yang diberikan pada Kades untuk mencairkannya, tapi pihak Terdakwa/

Menurut Simons strafbaarfeit atau tindak pidana adalah kelakuan yang diancam dengan pidana yang bersifat melawan hukum yang berhubungan dengan kesalahan orang yang mampu bertanggung