• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan Pengelolaan Hutan di Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perencanaan Pengelolaan Hutan di Indonesia"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

Loading

Referensi

Dokumen terkait

Bahan kemasan sekunder terdiri dari: anyaman bambu, anyaman pandan, anyaman rotan, kerajinan daun, kayu

Manfaat ekosistem mangrove di kawasan Tawiri terdiri atas manfaat langsung berupa hasil hutan (kayu bakar), manfaat satwa (“soa-soa” atau biawak, “kusu”), dan penangkapan

Merujuk pada PP 6/2007, sebenarnya ada peran penting dari organisasi yang disebut Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH). KPH bertenggung jawab dalam mendampingi masyarakat/desa/kelompok

Jenis manfaat hutan langsung yang dipungut adalah kayu bakar, air nira, rumbia, pinang, hewan, bambu, tanaman obat, rotan, jengkol, petai, duku, langsat, durian, coklat,

a) Hasil-hasil nabati seperti kayu perkakas, kayu industri, kayu bakar, bambu, rotan, rumput-rumputan, dan lain-lain dari tumbuhan-tumbuhan atau yang dihasilkan

Dalam neraca klaster ini didalammhya terdiri dari industri kayu, bahan kayu jadi, kayu olahan bahan alam didalamnya ada rotan, bambu anyaman lain yang sudah

Sebagai kesimpulan, pemanfaatan hasil hutan bukan kayu (HHBK) oleh masyarakat Adat Kasepuhan Sinar Resmi adalah jenis HHBK nabati yang terdiri dari tanaman obat, tanaman hias,

Manfaat ekosistem mangrove di kawasan Tawiri terdiri atas manfaat langsung berupa hasil hutan (kayu bakar), manfaat satwa (“soa-soa” atau biawak, “kusu”), dan penangkapan