• Tidak ada hasil yang ditemukan

Polisemi Dalam Bahasa Jawa Ngoko

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Polisemi Dalam Bahasa Jawa Ngoko"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

Loading

Referensi

Dokumen terkait

dilakukan, dengan kata lain kakujoshi pada kalimat tersebut memiliki makna gramatikal ‘ dari ’ yang merupakan penanda dasar keputusan atau dalam bahasa Jepang disebut

Maksud yang terkandung dalam kalimat imperatif Bahasa Jawa Ngoko dapat dibedakan menjadi lima jenis sebagai berikut, (i) kalimat imperatif yang mengandung maksud menyuruh, yang

Pada struktur ungkapan kalimat atau kata (istilah hukum) memiliki kemiripan namun dalam penerapan dan penggunaan yang berbeda maka akan memiliki konsekuensi makna yang berbeda dan

Masalah ketaksejajaranhubungan makna antara unsur-unsur kalimat, seperti diilustrasikan pada kalimat (5) di atas, diselesaikan dengan pemahaman ciri semantis kata, baik verba

memberikan batasan tentang kedua istilah tersebut, yaitu polisemi (tagigo) adalah kata yang memiliki makna lebih dari satu dan setia maknanya memiliki pertautan, sedangkan yang

makna literal ‘sejenis tempat air’. Apabila pertalian semantis ini dimasukkan, masalah yang timbul ialah menyangkut pemasukan- nya ke dalam kamus. Salah satu syarat sebuah kamus

Kalimat-kalimat pada adjektiva dasar di atas membuktikan bahwa keenam adjektiva dasar dadi, bhala, bhore, ghosa, kee, dan kesa adalah kata-kata yang mangandung polisemi, yaitu

Dari dekomposisi-dekomposisi predikat kata-kata hasil afiksasi dasar yang memiliki makna „arah‟ atau „ruang terbuka‟ menggunakan afiks meng- yang memiliki makna