Talkshow “Bukan Empat Mata” Di Trans 7 Dan Tingkat Kepuasan Khayalak (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Acara Talk Show “Bukan Empat Mata” Di Trans 7 Terhadap Tingkat Kepuasan Khayalak Di Kalangan Mahasiswa FISIP USU Medan)
Gratis
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Kebudayaan populer dengan alatnya televisi hadir secara luas berkat
Sifat televisi sebagai salahsatu media massa yang audio visual, mampu menarik lebih banyak penonton Kreativitas dunia pertelevisian semakin terasah dengan ketatnya kompetisi yang bukan saja pada tingkat lokal, tetapi juga tingkat nasional, sebut sajabeberapa stasiun televisi swasta yakni: RCTI, SCTV, TRANS TV, GLOBAL TV,TRANS 7, LATIVI, INDOSIAR, TPI, ANTV, METRO TV, dan ditambah dengan masih banyak lagi televisi daerah. Mulai dari program yang diperuntukan padaanak-anak, remaja hingga orang dewasa, untuk rumah tangga hingga perusahaan besar, dan mulai dari berita, baik ringan maupun berita kriminal, hingga acarahiburan yang mengasyikkan, dan sebagainya.
1.4 TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui tingkat kepuasan yang diperoleh khalayak setelah menonton tayangan “Bukan Empat Mata” . Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian mengenai acara talk show, khususnya padamahasiswa komunikasi FISIP USU.
I. 5 MANFAAT PENELITIAN
Secara akademis, penelitian ini dapat disumbangkan pada FakultasIlmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) USU dalam menambah dan memperkaya bahan penelitian serta referensi bahan bacaan. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi sumbangan pikiran dan konstribusi kepada perusahaan mediakhususnya stasiun televisi Trans 7 dalam menyajikan program- program acara yang memenuhi kebutuhan informasi.
I. 6 KERANGKA TEORI
Pada perkembangan awal ini batasan komunikasi yang dapat kita terapkan adalah percakapan ataupenyampaian gagasan komunikasi yang dapat kita terapkan adalah percakapan atau penyampaian gagasan antar manusia secara lisan dan bertatap muka baikberupa pidato maupun diskusi. Devito (1978) dalam bukunya“Communicology : An Introduction to the study of communication” menjelaskan komunikasi adalah kegiatan yang dilakukan seseorang atau lebih dari kegiatanmenyampaikan dan menerima pesan komunikasi.yang terganggu keributan, dalam suatu konteks, bersama dengan beberapa efek yang timbul dari kesempatan arus balik.
I. 7 Kerangka konsep
Variabel Terikat (Y)Adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang ada atau muncul dipengaruhi atau pelemah hubungan antara variabel bebas dan terikat tersebut. Variabel AntaraAdalah variabel yang berada diantara variabel bebas dan terikat, berfungsi sebagai penguat atau pelemah hubungan antara variabel bebas dan terikattersebut.
I. 8 MODEL TEORITIS
Berdasarkan variabel-variabel yang telah ditetapkan, bila dikaitkan dengan variabel lainnya, maka akan terbentuk model teoritis sebagai berikut :Variabel Bebas (X) Talkshow BukanEmpat Mata di Trans 7 Variabel Terikat (Y)Tingkat Kepuasan Khayalak Tabel Operasional Variabel Variabel Teoritis Variabel Opersional Variabel bebas (X) Komponen talkshow : Host atau pembawa acara Materi acara Variabel terikat (Y) Berdasarkan kategori-kategori kebutuhan :Tingkat Kepuasan Mahasiswa Departemen/jurusanI. 10 DEFINISI OPERASIONAL
Variabel Bebas (Antara Talkshow “Bukan Empat Mata” di Trans 7)Pembawa acara/host seseorang yang membawakan suatu program acara - Pembawa acara harus mempunyai nilai jual, dan merupakan trademark dari acara yang dibawakannya. Kebutuhan kognitif : kebutuhan untuk memperoleh informasi - pengetahuan, dan pemahamanKebutuhan afektif : kebutuhan akan emosional, pengalaman, kesenangan - dan estetikaKebutuhan intergratif personal : kebutuhan untuk memperkuat kredibilitas - seseorang, rasa percaya diri, stabilitas dan status.
I. 11 HIPOTESIS
Katz,Blumer, dan Michael Gurevitxh (1974) mengemukakan konsep dasar teori ini yaitu meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yangmenimbulkan harapan-harapan tertentu dari media masa atau sumber-sumber yang lain, yang membawa pada pola terapaan media yang berlainan danmenimbulkan dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat yang lain, barang kali dan barang kali juga termasuk yang tidak kita inginkan. Katz,Blumer, dan Michael Gurevitxh (1974) mengemukakan konsep dasar teori ini yaitu meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yangmenimbulkan harapan-harapan tertentu dari media masa atau sumber-sumber yang lain, yang membawa pada pola terapaan media yang berlainan danmenimbulkan dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat yang lain, barang kali dan barang kali juga termasuk yang tidak kita inginkan.
BAB II I METODOLOGI PENELITIAN III.1 DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Tenaga pengajar tetap FISIP USU tahun 1985/1986 masih berjumlah 10 orang dan 10 orang lagi masih merupakan calon pegawai PNSdan selebihnya adalah staf pengajar luar biasa yang direkrut dari berbagai instansi Pemerintah Dalam Negeri Pemda tingkat I Sumatara Utara, KakanwilDepartemen Penerangan, kakanwil Departemen Sosial, Kakanwil DepartemenPerindustrian, PWI Sumatera Utara, IKIP Medan, dan staf pengajar yang ada di lingkungan UISU. pada tahun akademik yang sama jurusanAntropologi Fakultas Sastra USU dipindahkan ke FISIP USU merupakan tindak lanjut dari Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.0335/0/83sehingga semua dosen dan mahasiswa yang terdaftar di jurusan Antropologi menjadi bagian dari FISIP USU, kecuali mahasiswa yang sedang menyelesaikanskripsi dan duduk di semester akhir.
2. Profil Stasium Televisi Trans 7
Trans Corporation yang merupakan bagian dari manajemen PARA GROUP, Trans 7 diharapkan dapat menjadi televisi yangmaju, dengan program-program in-house productions yang bersifat informatif, kreatif, dan inovatif. Logo Trans 7 membentuk empat sisi persegi panjang yang merefleksikan ketegasan, karakter yang kuat, keprihatinan bersahabat yang akrab dan mudahberadaptasi.
III. 2. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian korelasional, yakni metode yang bertujuan untuk menyeledikihubungan sebab akibat dari suatu peristiwa/fenomena ( Ginting, 2006:24). Penelitian seperti ini cocok dilakukan apabila variabel- variabel yang diteliti rumit dan atau tidak dapat diteliti dengan metode eksperimental atau tidakdapat dimanipulasikan.
III. 3. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Oleh karenaitu, penelitian dengan permasalahan populasi penelitian, akan memudahkan di dalam memberikan ciri atau sifat-sifat yang lain dari populasi tersebut, dan semuaini mempunyai keuntungan dalam penarikan sampel, kalau dibutuhkan (Bungin, 2001:101-103). adapun yang menjadi alasan bagi peneliti dalam memilih populasi tersebut karena berdasarkan pengamatan pra penelitian, mahasiswa FISIP USUmemiliki karakteristik yang sesuai dengan penelitian ini yakni menyukai dan sering menonton program talkshow “Bukan Empat Mata” di Trans 7.
2. Sampel
Sampel adalah kelompok yang terseleksi dari populasi besar dan sampel itu hendaknya mewakili (Bulaeng, 2004 : 13). Untuk mencapai generasilisasiyang baik, maka disamping tata cara kesimpulan diperhatikan, juga bobot sampel harus dipertanggung jawabkan, dengan demikian maka sampel adalahwakil semua unit strata dan sebagainya yang ada di dalam populasi (Bungi,2001:1-4).
III. 4. Teknik Penarikan Sampling
Proporsional strafified sampling (Sampling Berstrata Proporsional)Teknik ini digunakan karena populasi dalam penelitian ini heterogen dengan karakteristik yang bervariasi dari segi uang saku/pendapatan, jenisdepartemen, yang diambil, dan status tempat tinggal. Dalam penelitian ini strata yang ada adalah departemen FISIP USU yang dibagi atas bagian yakni departemen Ilmu komunikasi, departemen Ilmu Politik,departemen ilmu Administrasi Negara, departemen Sosiologi, departemenAntropologi, dan departeman Ilmu kesejahteraan Sosial.
1. Angkatan 2005
Departemen Sosiologi 58 x 89 n1 x n N = = = 5,95 = 6 N 878 Jadi, sampel yang terpilih adalah 6 orang e. Departemen Antropologi 52 x 89 n1 x n N = = = 5,33 = 5 N 878 Jadi, sampel yang terpilih adalah 5 orang f.
2. Angkatan 2006
Departemen Ilmu Administrasi Negara n1 x n 81 x 89 N = = = 8,30 = 8 N 878 N n x n1 13 Antropologi 8 16 Administrasi Negara 7 8 15 Sosiologi 6 7 5 21 Politik 6 11 Kesejahteraan Sosial 6 7 13 Total 42 47 8 11 = = 5,74 = 6Jadi, sampel yang terpilih adalah 6 orang 878 89 71x = = 7,28 = 7Jadi, sampel yang terpilih adalah 7 orang e. Analisa tabel tunggal yakni suatu analisis yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisis data yang terdiri dari dua kolom yaitu sejumlah frekwensi dan kolom persentase untuksetiap kategori (Singarimbun, 1995 : 266).
BAB IV ANALISA DATA IV.1. Pelaksanaan Pengumpulan Data Di dalam melaksanakan penelitian, peneliti menempuh beberapa tahap
Berkat bantuan dari teman-teman peneliti yang dengan sukarela menyumbangkan waktu mereka, akhirnya penyebaran danpengumpulan kuesioner dapat diselesaikan dengan baik. Kuesioner yang disebabkan dalam penelitian adalah untuk 89 orang yang telah dipilih secaraacak sebagai responden.
IV. 2. Teknik Pengolahan Data
P.3./ FC.5Tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah responden yang paling banyak ada dua kategori tempat tinggal dengan perbedaan jumlah persentase yang kecilyakni responden yang tinggal bersama orang tua (49,43%) dan responden yang tinggal di kost-an (46,07%). Hal ini disebabkan kebanyakan dari mahasiswaFISIP USU adalah mahasiswa yang berasal dari daerah kecil dari luar kotaMedan, yang kemudian memilih untuk menetap di Medan dengan cara mencari kost an untuk menghembat pengeluaran, terutama bagi yang orang tuanya tidakmampu.
IV. 3.2. Talkshow “Bukan Empat Mata” di Trans 7
29 Dari tabel diatas dapat dilihat dari 48 orang responden yang menyatakan setuju bahwa mereka mendapatkan informasi setelah talkshow, 24 orang hanya Dari 4 orang responden yang mengatakan tidak setuju dengan alasan itu, 2 orang menonton dengan itensitas kurang dari 90 menit, 1 orang menontondengan itensitas cukup lama, 1 orang menonton dengan itensitas lama, tetapi tidak ada yang menonton sangat lama, dan terakhir tidak ada yang menjawabsangat setuju dengan alasan itu. 31 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 66 orang responden yang merasa senang setelah menonton talkshow “Bukan Empat Mata”, 57 orangmengaku paham dengan materi acara yang disajikan di dalam acara itu, 7 orang mengatakan kurang paham dengan acara yang di sajikan, dan masing-masing 1orang mengatakan sangat paham dan tidak paham dengan materi acara.
IV. 5. Pengujian Hipotesa
< 0,20 : hubungan rendah sekali0,20 – 0,40 : hubungan rendah tapi pasti0,41 – 0,70 : hubungan yang cukup berarti0,71 – 0,90 : hubungan yang tinggi atau kuat> 0,91 : hubungan sangat tinggi, kuat sekali, dapat diandalkan Dalam hal ini r hasil = 0,524 berada pada skala 0,41 – 0,70 berarti hubungan cukup berarti. Selanjutnya untuk mengukur tingkat signifikan digunakan rumus test rs z = 1 / N 1 − , 524 z =1 / 89 1 − , 524 z =1 / 88, 524 z = 1 / 9 , 380, 524 z =, 107 z = 4,897 Maka z = 4,897 hitung Untuk menguji apakah hipotesis ditolak atau diterima, nilai z hitung dibandingkan dengan z dihitung dengan menggunakan rumus, diperoleh tabel hasil bahwa : nilai test statistik z hitung adalah 4,897.
IV. 6. Pembahasan
Penelitian ini dimulai dengan mengumpulkan data-data yang diperlukan oleh peneliti untuk selanjutnya diolah dan dianalisa sehingga mampumenghasilkan suatu kesimpulan yang merupakan ini utama daripada penelitian ini sendiri. Apabila kuesioner telah selesai dan disetujui untuk disebarkan, makapeneliti kemudian membagi-bagikan kuesioner kepada responden atau para mahasiswa yang sesuai dengan karakteristik sampel penelitian yang dirumuskanpeneliti.
BAB V PENUTUP V.1. Kesimpulan Adapun kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah :
Kepusan mahasiswa FISIP USU Angkatan 2005-2006 yang didapatkan oleh responden dari menonton talkshow “Bukan Empat Mata” lebih banyakdipengaruhi oleh pemahaman materi acara talkshow tersebut. Sebagian besar mahasiswa FISIP USU Angkatan 2005/2006 yang paling banyak menonton talkshow “Bukan Empat Mata” di Trans 7 adalahmahasiswa yang tinggal di tempat kost intensitas menonton kurang dari 30 menit.
V. 2. Saran
Tukul Arwana sebagai pembawa acara merupakan ciri khas yang tidak bisa dipisahkan dari talkshow “Bukan Empat Mata”, oleh karena itu hendaknyalebih memperhatikan cara berbicara, bahasa tubuh yang digunakan sehingga tidak menyinggung hal-hal seperti pornografi atau menyinggung nilai-nilaidi masyarakat . Diharapkan pada acara “Bukan Empat Mata” untuk menghadirkan tamu- tamu yang tidak hanya dikenal sebagai publik figur tetapi juga masyarakatlain yang memiliki kisah hidup yang dapat memberi informasi dan nilai humanistik bagi penontonnya.
DAFTAR PUSTAKA
Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta, Kencana, 2006 Sosiologi Komunikasi : Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi komunikasi di Masyarakat, Jakarta : Kencana. Perilaku Konsumen, Teori dan Penerapan dalam Pemasaran, Jakarta : Ghalia Indonesia.