• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam dokumen PROSIDING SEMNAS 2015 ok (Halaman 52-57)

Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Pampangan dan Pangkalan Lampam Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Provinsi Sumatera Selatan. Penentuan lokasi kecamatan menjadi sampel penelitian dilakukan secara sengaja berdasarkan data dari Dinas Peternakan Kabupaten OKI, yaitu kecamatan yang memiliki kelompok ternak kerbau pampangan. Kelompok yang dijadikan sampel berjumlah enam kelompok, yaitu empat kelompok di Kecamatan Pampangan dan dua kelompok di Kecamatan Pangkalan Lampam. Untuk mengevaluasi hasil kegiatan penyuluhan pertanian maka dilakukan pre test dan post test terhadap responden sebelum dan sesudah kegiatan berlangsung. Responden adalah seluruh anggota kelompok yang memelihara kerbau. Aspek yang dievaluasi dari hasil penyuluhan pertanian ini adalah perubahan tingkat pengetahuan peternak, perubahan sikap/minat peternak dan perubahan ketrampilan peternak. Variabel yang diambil dalam pre test dan post test meliputi pengertian pakan fermentasi, manfaat pakan fermentasi, bahan yang digunakan, alat yang digunakan, cara pembuatan, lama pembuatan, dosis pembuatan pakan, format reproduksi, masalah perkembangan serta upaya dan inovasi. Data dianalisa menggunakan rumus Ginting untuk mengukur efektivitas penyuluhan (EP) dan efektivitas perubahan perilaku dari aspek pengetahuan, sikap/minat dan ketrampilan peternak.

Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan rumus Ginting (1993), yaitu:

1. Untuk mengukur Efektifitas Penyuluhan ( EP )

Atau

X1 = ∑ score pre test

X2 = ∑ score post test

ISBN 978-979-8389-21-4

52

2. Untuk mengukur Efektifitas Perubahan Perilaku ( EPP )

Atau

X1 = ∑ score pre test

X2 = ∑ score post test

D = Diskrepansi

= Score Maximal – X1

Hasil Efektifitas Penyuluhan ( EP ) maupun Efektifitas Perubahan Perilaku ( EPP ) dapat dikatagorikan sebagai berikut ( Ginting 1998 )

a. Kategori rendah ( kurang efektif ) = 33,33 %

b. Kategori sedang ( efektip ) = 33.33 – 66,66 % c. Kategori tinggi ( sangat efektif ) = lebih dari 66,66

HASIL DAN PEMBAHASAN

Evaluasi Aspek Pengetahuan Peternak (Kognitip)

Hasil pengumpulan data pre test dan post test yang diperoleh dari responden pada aspek perubahan tingkat pengetahuan peternak terhadap fermentasi jerami padi sebagai pakan kerbau disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Perubahan tingkat pengetahuan peternak terhadap fermentasi jerami padi sebagai pakan kerbau

No Variabel Nilai rata rata Kenaikan

score %

Pre test Post test 1 Pengertian pakan fermentasi 2,7 4,8 2,1 42 2 Manfaat pakan fermentasi 2,3 4,7 2,4 48

3 Bahan yang digunakan 2,2 4,6 2,4 48

4 Alat yang digunakan 2.7 4,8 2,1 42

5 Cara pembuatan 1,2 4,7 3,5 70

6 Lama pembuatan 2,1 5 2,9 58

7 Dosis pembuatan pakan 2,5 4,7 2,2 44

8 Format produksi 1,9 4,6 2,7 54

9 Masalah pengembangan 2,2 5 2,8 56

10 Upaya dan inovasi 2,3 4,8 2,5 50

Jumlah 22 47,6 25,6 51,2

Dari score awal (pre-test) sebanyak 22 menjadi score 47,6 ( post test ) berarti terjadi kenaikan score sebesar 25,6 dari score maximal sebesar 50,0. Effektifitas Perubahan Perilaku (EPP) yang dicapai mencapai 91 % (sangat efektif), sedangkan kegiatan Penyuluhan Pertanian (EP) itu sendiri dikatagorikan efektif sebab dapat meningkatkan pengetahuan petani sebesar 51,20 %. Peningkatan score tertinggi sebesar 3,5 % pada variabel cara pembuatan pakan fermentasi jerami padi disebabkan selama ini petani hanya mengenal pakan kerbau secara tradisional (digembalakan/diumbar) sehingga petani sangat memperhatikan pentingnya pembuatan pakan fermentasi bagi ternak kerbaunya, agar pertumbuhan ternak kerbaunya lebih cepat. Peningkatan score terendah sebesar 2,1 terjadi pada butir pertanyaan pengertian pakan fermentasi dan alat yang digunakan. Hal ini

ISBN 978-979-8389-21-4

53

disebabkan secara umum petani tidak pernah memanfaatkan jerami padi untuk pakan tambahan bagi ternak kerbaunya.

Evaluasi Aspek Sikap/ Minat Peternak (Affektip)

Hasil pengumpulan data pre test dan post test yang diperoleh dari responden pada aspek perubahan sikap/ minat peternak terhadap fermentasi jerami padi sebagai pakan kerbau disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Perubahan sikap/ minat peternak terhadap fermentasi jerami padi sebagai pakan kerbau

No Variabel Nilai rata rata Kenaikan

Score

Persentase % Pre test Post test

1 Pengertian pakan fermentasi 3,5 4,8 1,3 2,6 2 Manfaat pakan fermentasi 2,9 4,7 1,8 3,6

3 Bahan yang digunakan 2,3 4,4 2,1 4,2

4 Alat yang digunakan 3,1 4,8 1,7 3,4

5 Cara pembuatan 2,5 4,5 2 4,0

6 Lama pembuatan 3,3 5 1,7 3,4

7 Dosis pembuatan pangan 2,3 4,3 2 4,0

8 Format produksi 2,5 4,5 2 4,0

9 Masalah pengembangan 2,9 4,7 1,8 3,6

10 Upaya dan inovasi 2,2 4,3 2,1 4,2

Jumlah 27,4 45,9 18,5 37

Peningkatan score yang terjadi pada aspek ini sebesar 18,5 dari score pre test 27,4 menjadi 45,9 pada post test. Efektifitas Perubahan Perilaku (EPP) yang dicapai sebesar 81,8 % (sangat efektif) sedangkan Efektifitas Penyuluhan (EP) sebesar 37 % (efektif). Peningkatan score tertinggi (2,1) terjadi pada pertanyaan tentang bahan yang digunakan serta pertanyaan upaya dan inovasi. Bahan yang diperlukan dalam pembuatan pakan fermentasi adalah bahan yang mudah didapat dan relatif murah. Peternak sangat mendukung penyebarluasan inovasi pakan fermentasi tersebut ke peternak yang lain. Peningkatan score terendah (1,3) pada pengertian pakan fermentasi sebab bagi sebagian petani dengan membuat pakan fermentasi jerami padi akan menambah beban pekerjaan.

Evaluasi Aspek Ketrampilan Peternak (Psychomotor)

Hasil pengumpulan data pre test dan post test yang diperoleh dari responden pada aspek perubahan ketrampilan peternak terhadap fermentasi jerami padi sebagai pakan kerbau disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Perubahan Ketrampilan Peternak terhadap Fermentasi Jerami Padi sebagai Pakan Kerbau

No Variabel Nilai rata rata Kenaikan

score

Persentase % Pre test Post test

1 Pengertian pakan fermentasi 2 3,5 1,5 37,5

2 Manfaat pakan fermentasi 1,8 3,5 1,7 42,5

3 Bahan yang digunakan 1,8 3,4 1,6 40

4 Alat yang digunakan 1,2 3,1 1,9 47,5

5 Cara pembuatan 1,8 3,4 1,6 40

6 Lama pembuatan 1,6 3,4 1,8 45

7 Dosis pembuatan pangan 1,6 3,2 1,6 40

8 Format produksi 1,7 3,5 1,8 45

9 Masalah pengembangan 1,7 3,7 2 50

10 Upaya dan inovasi 1,8 3,8 2 50

ISBN 978-979-8389-21-4

54

Peningkatan score pada aspek ini sebesar 17,5 dari score dari score pre test sebesar 17 dan post test 34,5 dengan score maksimal sebesar 40. Efektifitas Penyuluhan (EP) yang dicapai sebesar 43,75% (efektif). Efektifitas Perubahan Perilaku (EPP) yang dicapai sebesar 76% (sangat efektif). Peningkatan score tertinggi (2) terjadi pada pertanyaan tentang masalah pengembangan serta pertanyaan upaya dan inovasi. Peternak sangat mendukung pengembangan dan penyebarluasan inovasi pakan fermentasi tersebut ke peternak yang lain. Ketrampilan peternak untuk ke dua upaya tersebut sudah cukup baik dari pelatihan dan percobaan yang dilakukan selama penelitian berlangsung. Peningkatan score terendah (1,5) pada pengertian pakan fermentasi sebab bagi sebagian petani karena kurangnya dasar pengetahuan mengenai prinsip fermentasi pakan sehingga mengurangi kemampuan peternak dalam pembuatan fermentasi jerami padi sesuai dengan prosedur yang benar.

Hasil kegiatan penyuluhan yang berhasil tentunya akan mempengaruhi persepsi atau pandangan peternak, tentunya setelah mencoba mengaplikasikannya karena orang cenderung untuk melihat, mendengar dan percaya hanya yang dilihat, didengar dan dipercayai, yang didasarkan pada pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menafsirkan objek (teknologi). Dalam hal ini para peternak melalui aplikasi teknologi telah diajak untuk melihat, mencoba, dan merasakan sendiri hasil dari pada aplikasi teknologi tersebut, selanjutnya memberi penilaian sendiri dan memutuskan sendiri, keputusan inovasi untuk mengadopsi atau menolak teknologi tersebut. Miller dan Cox (2006) menjelaskan, bahwa kompleksitas suatu teknologi adalah tingkat dimana suatu inovasi dianggap relatif sulit untuk dimengerti dan digunakan, dan triabilitas adalah suatu tingkat dimana suatu inovasi dapat dicoba dengan skala kecil. Observabilitas adalah tingkat dimana hasil-hasil suatu inovasi dapat dilihat oleh orang lain. Peternak akan mengadopsi suatu teknologi jika teknologi itu sudah pernah dicoba oleh orang lain dan berhasil, karena peternak rasional. Peternak tidak akan mengadopsi suatu teknologi, jika masih harus menanggung resiko kegagalan atau ketidakpastian. Sudana (2008) menyatakan, bahwa suatu teknologi diadopsi oleh pengguna dalam hal ini peternak, apabila teknologi itu dapat memberikan dampak positif yaitu keuntungan bagi penggunanya. Keuntungan tersebut dapat berupa keuntungan langsung yaitu berupa peningkatan produktivitas atau pendapatan usahatani, atau keuntungan tidak langsung lainnya.

KESIMPULAN

Kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan dalam rangka pembuatan dan pemberian fermentasi jerami sebagai pakan tambahan kerbau pampangan di Kabupaten OKI cukup berhasil baik, hal ini dapat dilihat dari perubahan perilaku (EPP) maupun efektifitas penyuluhan (EP) dari aspek pengetahuan, sikap/minat dan ketrampilan peternak.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1993. Potensi Ternak Kerbau Kecamatan Pampangan, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Propinsi Sumatera Selatan. Laporan Studi Pengumpulan dan Pengolahan Data. Direktorat Jenderal Peternakan. Balai Pembibitan ternak dan Hijauan Makanan Ternak, Sembawa, Sumatera Selatan.

Anonim. 2015. Laporan Tahunan Dinas Peternakan OKI. Kayu Agung, OKI

Djajanegara, A. 1983. Tinjauan Ulang Mengenai Evaluasi Suplemen pada Jerami Padi. Prosiding Seminar Pemanfaatan Limbah Pangan dan Limbah Pertanian untuk Makanan Ternak. Bandung: Lembaga Kimia Nasional. LIPI

ISBN 978-979-8389-21-4

55

Fatmawati . 2005. Komposisi Kimia Fraksi Jerami Padi (Daun, Pelepah dan Batang). Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Andalas, Padang .

Ginting, 1993. Pokok Pokok Pikiran Penerapan Methoda Penelitian Sosial dalam Program Kuliah Kerja Lapangan . Universitas Brawijaya, Malang.

Mardikanto, T. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. UNS Press. Surakarta. Miller, R.L and L. Cox. 2006. Technology Transfer Preferences of Researchers and

Producers in Sustainable Agriculture. Journal of Extension Volume 44 (3). http://www.joe.org/joe/2006june/rb2.shtml

Mardikanto, Totok. 2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. UNS Press. Surakarta. Ranjhan, S.K. 1977. Animal Nutrition and Feeding Pratice in India. New Delhi: Vikan

Pub. House PVT Ltd.

Suci Pramudyati, Wirdahayati R.B, Renta U.N, Jauhari E dan Suryati. 2004. Laporan Akhir Pengkajian Teknologi Pemeliharaan Kerbau Pampangan di Propinsi Sumatera Selatan. BPTP Sumatera Selatan. Badan Litbang Pertanian. Deptan Wirdahayati, R.B., Y.S Pramudyati, A. Ahmad dan A. Bamualim. 2003. Swamp

Buffalo Farming in Pampangan Sub- District, In South Sumatera Province. Paper presented at The International Semina and Exhibition on Prospectives of Lowland Development in Indonesia. Palembang, South Sumatera Province.

ISBN 978-979-8389-21-4

56

PENYUSUNAN MODEL INTEGRATED RADIAL CYCLE (IRC)

GUNA PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MAKANAN

Dalam dokumen PROSIDING SEMNAS 2015 ok (Halaman 52-57)